Chintia
Yuliani
Musyafir
Hijrah???
Sesungguhnya,
jiwa ini bagaikan musafir yang selalu berhijrah. Ia bertolak dari satu tempat
menuju tempat yang baru. Akal, hati, dan cinta adalah bekal bagai musafir, bekal
agar tak tersesat ditengah sahara
kehidupan dan bisa keluar dari amukan badai.
Bermula dari
alam rahim musyafir ini hadir didunia, hidup dari sel telur yang dibuahi sperma
dan akhirnya sampai ke dunia dan memiliki cerita.
Cerita yang
dimiliki saat anak-anak hanyalah tentang permainan, kemudian dunia remaja dijalani
dengan kemaksiatan, sekarang musyafir ini hanya seorang remaja dewasa yang
binggung mencari jati diri berkelana memerankan tokoh seorang musyafir
sebenarnya. Ia selalu ingin berubah menuju kebaikan, mencari kebenaran, mencari
petunjuk-petunjuk akan kekuasaan sang Pencipta, dan sungguh kekuasaan Allah tak
pernah habis untuk dijelajahi bagi seorang musyafir ini. Bereklana entah kemana
dan musyafir ini menemukan ALLAH itu ada, ALLAH itu Maha Besar.
Musyafir itu
adalah AKU.
Awalnya ,,
Aku bingung mencari tempat baru untuk berpindah karena tak
tahu apa yang ku tuju.
Melewati samudra
dan tak tau kemana akan berlabuh.
Terombang ambing
didalam kapal ditengah samudra dengan berbagai ancaman disana, tak ada pedoman
tak ada tuntunan. Hanyalah musyafir buta yang berkelana.
Ia tidak buta
matanya, tapi hatinya yang tidak ingin menerima kebenaran.
Ia tidak tuli
tapi telingnya menutup kebenaran.
Sehingga Kalimat
Hijrah itu asing bagi telingaku dulu?
Sekarang telingaku
mulai akrab dengannya.
Tapi saat ini aku masih seperti seorang musyafir
yang mencari-cari apa arti HIJRAH itu sebenarnya.
Aku menyangka
dengan menggunakan jilbab saja itu sudah cukup bagi Hijrahku, kemudian aku
mencari-cari dan aku mulai menyadari berhijrah bukanlah sesuatu yang statis dia
dinamis selalu bergerak kearah yang lebih baik dan akupun mencari kebenaran.
Cara berpakain ku sedikit demi sedikit ku ubah, yang biasa menggunakan celan,
ku ubah dengan menggunaakan rok walaupun pada awalnya sering tergoda untuk
menggunakan celana kembali, jilbabku kupanjangkan hingga dada, tapi terkadang
tangan ini terlalu gatal untuk menyelempangkan. Pacaran yang sudah kutinggalkan
kadang terfikir untuk mengulang. Setan tak henti-hentinya menyesatkan anak
Adam.
Aku hanylah anak
pengajian yang belang-belang mengharap murobi yang selalu mengingatkan, hidup
terlalu singkat untuk melakukan kemaksitan dan terlalu lemah untuk mengadap
godaan-godaan setan.
Aku berharap ketika ku selangkah
mendekati Allah, Allah akan seribu
langkah mendekati ku dan tidak akan menjauh dariku seperti kisah Khalid Bin
Walid yang mereka ceritakan Pemimpin perang yang melawan Islam (pasukan Rasul)
dan membunuh para sahabat Rasul kala itu? Namun ketika ia masuk islam secara
kaffah (menyeluruh) ia bahkan menjadi “Pedang Allah yang Terhunus” yang selalu
Rasul tempatkan dibarisan pertama sejajar dengan Rasul ketika berperang.
Tidak ada kata terlambat untuk
Berhijrah, masalahnya kamu mau atau tidak. Tak perlu kau ragukan lagi semua
perintah, masalahnya kamu mau atau tidak.
Musyafir ini Menginginkannya
berhijrah dan berkah di dalam ukhuwah islamiyah.
-
TAMAT -
By Chintia yuliani
FKIP UNTAN
Judul : Musyafir
Dikirim saat Lomba Membuat Cerpen dalam agenda Nuruddin Islamic Fair 2016
No comments:
Post a Comment
BUDAYAKANLAH UNTUK MENULIS KOMENTAR