ABOUT ISLAM

MUSLIMAH

FILM ISLAMI


INSPIRASI HIJRAH
(Ketika Salah Mencinta)

Oleh: Elsya Yulistika


“Ada kalanya kau merasa jenuh menjalani hidup. Ada kalanya keinginan tidak sesuai dengan kenyataan. Ada kalanya kau tidak sanggup menerima semua ujian. Namun, kau harus tau bahwa hidup adalah proses. Agar kau memahami bahwa sesungguhnya bukan hidup apabila tanpa ujian. Bukan hidup apabila tanpa di temani suka dan duka. Jadilah hati yang lembut tapi tangguh. Hati yang senantiasa mengingat Allah. Agar kau tau bagaimana cara menikmati hidup dengan bersabar dan bersyukur.”

Sorotan mata bak embun di pagi hari pun menatap wajah ini lekat-lekat. Ketika aku mencoba untuk berpaling pun terasa sulit. Terasa mata itu menahan penuh dengan kehangatan. Namun apalah daya sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan selama enam bulan ini. Suka dan duka dilalui bersama, namun kebersamaan ini harus segera di Ikhlaskan. Aku dan Ridho akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berbeda. Bukan hanya berbeda fakultas, bahkan berbeda kota. Jarak lah yang akan memisahkan hubungan ini. Ketika Ridho memutuskan ku, aku mengelak dan mencari solusi. LDR aku tawarkan untuk hubungan kami, dan ridho menyetujuinnya.
            Kini ridho melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Institut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta dan aku melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Bandung. Lima bulan telah berlalu, ridho yang biasanya menjemput ku dirumah untuk melihat indahnya kota Bandung. Kini hanya menelepon ku sampai aku terlelap oleh malam. Ketika senja menyapa, aku menyambutnya penuh gembira. Karena aku ingat bahwa satu minggu lagi adalah aniversarry ke-1 tahun hubungan kami. Aku ingin memberikan kejutan untuk ridho. Aku akan menemuinya, berangkat ke Yogyakarta adalah keinginanku. Namun, rencana ini tak berjalan sesuai dengan keinginan. Tanpa sengaja aku mendapat kabar dari teman ku, ia satu Universitas bersama ridho. Dan kabar yang aku terima adalah ridho selingkuh. Ternyata tanpa aku ketahui, ridho menjalin hubungan dengan seseorang di sana. Aku melihat banyak foto-foto yang dikirim oleh teman ku tersebut. Disaat itu foto yang aku genggam itu jatuh bersama air mata yang mungkin tak dapat terbendung lagi. Hari itu adalah hari yang paling menyayat yang pernah aku alami. Selama ini aku rela meluangkan waktu untuknya. Bahkan, hati ini pun rela memohon untuk tetap bersama walau harus menjalin hubungan jarak jauh. Hati ini pun berharap akan selalu bersama meskipun jarak memisahkan. Namun hati lelaki yang aku kira akan setia, tega untuk menghancurkan kepercayaan ini. Setelah kejadian ini, aku menghubunginya dan memutuskan hubungan dengannya. Dan ku hapus semua pertemanan di sosial media, bahkan nomor handphone pun tak lagi ku simpan. Agar aku tak mengingatnya dan tak berusaha untuk kembali bersamanya.
            Kejadian itu membuat aku benar-benar terpuruk. Berangkat kuliah pun dengan wajah kusut dan mata seperti di gigit lebah. Bengkak tak menentu akibat air yang tumpah tak terbendung. Hari ini aku pulang kuliah dengan berjalan kaki, karena mobil ku sedang di service.  “Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttttt Tiiiiiiiiiiiiiiit” Bunyi klakson mobil dari arah belakang dan “Bruuukk”, badan ku terhempas kesamping dan tergeletak di atas tanah yang di tumbui rerumputan hijau. Saat itu, terlihat olehku sosok satu orang ibu-ibu dan satu orang lelaki sebayaku yang berjanggut tipis. Dan kemudian aku tak sadarkan diri.
            Di rumah sakit...
            Pelan-pelan kelopak mata ini terbuka. Pusing di kepala pun berangsur-angsur hilang. Mata yang kini terbuka berangsur-angsur jelas untuk melihat di sekilingku. Tampak olehku, seorang wanita cantik dan berhijab sempurna menemaniku. “Hai, kamu sudah sadar ?”, kata nya. Aku menjawab iya, dan bertanya siapa dirinya. “Perkenalkan, namaku Marwah”, katanya lagi. Kemudian dia menjelaskan kejadian yang menimpaku tadi. Dan ternyata, marwah adalah seniorku di kampus, ia satu tahun lebih tua dariku. Dia pernah melihatku di kampus, sehingga dia segera menolongku tadi. Dia tak memberi tahuku dengan siapa dia menolongku. Aku sempat bingung, karena sebelum tadi aku pingsan, aku melihat siapa yang menabrakku. Dan setelah sadar, bukan orang yang kulihat tadi yang berada disini. Aaahh sudahlah, yang penting aku tak apa-apa.
            Keesokkan harinya
Badan ini pun sehat kembali. Seperti biasanya aku menjalani hari-hariku dengan penuh aktvitas. Sampai pada di suatu kegiatan di kampus, aku bertemu dengan wanita cantik dan berhijab sempurna, Marwah seniorku. Pada hari itu, lagi-lagi ia menolong ku dari gangguan teman laki-laki sekelasku yang sedang menggoda ku. Saat itu aku berpakaian yang agak terbuka, dengan mengenakan rok pink selutut, baju lengan panjang, dan sepatu boot. Kak Marwah mengajak ku ke suatu tempat yang sangat membuatku minder. Disana, aku duduk disebelahnya untuk mendengarkan kajian tentang “Hijrahku Untukku, Untukmu, dan UntukNya”. Aku sangat malu dengan penampilanku sendiri, karena disana aku berada diantara-antara wanita yang hampir 100% berhijab syar’i sempurna. Banyak hal-hal baru yang aku dapatkan disana. Dan selama ini aku telah salah melangkah. Diri ini serasa di tampar keras, ketika ustadzah itu menanyakan siapa yang pernah menjalin hubungan tak jelas (berpacaran). Dan jelas-jelas, pacaran itu di larang karena hal itu adalah salah satu perilaku yang mendekatkan diri pada zina. Bagaimana jika nanti telah bersuami, sangat kasihan bila diri ini telah ternoda. Dan padahal pacar itu belum tentu akan menjadi suami nantinya. Selain itu, aku baru menyadari bahwa wanita itu diwajibkan untuk berhijab seperti yang terdapat di dalam QS. Al-Ahzab:59 , “Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka menutupnya jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih muda untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
            Kini aku sadar selama ini aku salah mencinta. Tak seharusnya, aku mencintai lelaki yang belum sah menjadi suamiku. Pacaran bertahun-tahun dengannya, kini berakhir dengan luka. Yang sepertinya setia, kini telah khianat. Dan mulai sekarang, aku hanya ingin mencintai Nya. Tak ingin lagi menjalin hubungan tak jelas. Karena aku yakin, dengan mencintai Nya tidak akan membuang waktu sia-sia.
            Setelah satu tahun aku berhijrah, kini aku semakin merasa bahwa sibukku adalah yang bermanfaat. Bukan seperti dulu yang sibuk namun tak menentu. Aku habiskan waktu dengan selalu memperbaiki diri, memperbanyak sholat sunah dan tilawah. Berusaha menghafalkan ayat suci Al-Qur’an meskipun dengan perlahan. Namun aku yakin, semuanya akan berkah.
            “Kriiingg kriing kriing...” nomor tanpa nama menghubungi handphone ku. Setelah kuangkat dan mulai perbincangan. Tanpa disadari mata ini membendung air. Hati ini terasa perih sebab luka ini terbuka kembali. Ridho menghubungi ku dan memohon untuk menjalin hubungan dengan ku lagi. Namun aku tak bisa, karena aku yang sekarang berbeda dengan yang dulu yang tak memahami betul perintah Allah. Kini aku sedikit banyak telah mengetahuinya.
            Tak seperti malam-malam biasanya. Aku tak bisa tidur lelap. Dan aku memutuskan untuk bersegera mengambil wudhu di luar. Kini aku telah berada pada sujud ku, dimana hati ku terasa sedang berdua-dua an dengan Sang Maha Pencipta. Ia menenangkan hati yang gundah ini. Setelah itu ku lantunkan surat Cinta Nya dengan nada lembut dan perlahan.
Keesokkan harinya
Aku bermimpi bahwa ada seseorang laki-laki beserta keluarganya yang datang kerumah ku. Ketika aku membuka pintu rumah, aku langsung terbangun dari alam mimpiku. Tampak jelas wajahnya, dan sepertinya aku pernah melihat ia sebelumnya.
Pagi harinya, kak Marwah mengajakku ke suatu tempat. Di suatu taman yang di depannya ada danau yang airnya tergenang tenang. Semenjak aku hijrah, kak Marwah lah yang membimbing ku, mendengarkan segala keluhanku, dan segaalanya. Aku telah belajar banyak dari beliau. Dan kini, ketika umur ku menginjak 22 tahun. Kak Marwah menanyakan ku apakah siap menikah. Aku sangat kaget , namun sempat menduga bahwa aku akan di jodohkannya. Saat itu aku hanya menjawab, InsyaAllah jika ada yang menemui kedua orang tuaku dan melamar ku.
Satu minggu kemudian, mimpi yang beberapa hari lalu pun terjawab. Kak Marwah dan kedua orang tuanya datang kerumah ku, mereka mengantarkan seorang laki-laki yang bernama Ikhwan. Dan ternyata Ikhwan lah yang hadir didalam mimpi ku waktu itu. Lebih mengejutkannya, ternyata ia lah yang menabrak ku waktu itu. Namun, saat itu ia terburu-buru harus ke Yogyakarta untuk menyelesaikan skripsinya. Sehingga, ia minta tolong kepada kakak nya Marwah yang mengantarkan ku kerumah sakit.
Semenjak kejadian itu, Ikhwan merasakan hal yang berbeda. Namun rasa itu dengan cepat di tepisnya, karena saat itu belum siap untuk menikah. Kini, tibalah saatnya Ikhwan melamarnya, dan kedua orang tua kami merestui.
Dua minggu yang akan datang, akad nikah akan dilaksanakan. Dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan hafalan Qur’an Surah Ar-Rahman: 1-78.
Hati ini merasa bahagia, bahwa Allah sangat menyayangi. Ternyata benar, bahwa jodoh itu tidak harus di cari dengan pacaran. Namun, dengan terus memperbaiki, dan melakukan hal-hal yang bermanfaat tanpa memikirkan hal-hal yang tidak penting.






Biodata Penulis
Nama                           : Elsya Yulistika
Tempat, tanggal lahir  : Pontianak, 19 Juli 1996
No hp                          : 089611079063
Email                           : elsyayulistika@gmail.com
PT/ Fak/ Prodi / Angk : Untan/ Fisip/ Administrasi perkantoran/ 2014

No comments:

Post a Comment

BUDAYAKANLAH UNTUK MENULIS KOMENTAR